ABDULLAH SMART CHILDREN
Alexander Metz dilahirkan dari kedua orang tua Kristen,sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat.Begitu dia bisa membaca dan menulis,maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama,baik agama langit atau agama bumi.Setelah membaca buku-buku secara memdalam,Alexsander memutuskan untuk menjadi seorang muslim padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama Islam sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat,dan mengerti banyak hukum-hukum syari,membaca sejarah Islam,mempelajari banyak kalimat bahasa Arab,memghafal sebagian surat dan belajar azan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun,berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Muhammad Abdullah dengan tujuan agar mendapat keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai.
Suatu hari,salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut.Namun,sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya bocah tersebut balik bertanya kepada wartawan tersebut.
“Apakah engkau seorang yang hafal Al-Quran?” tanya Abdullah.
Wartawan itu berkata “Tidak” .Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata “ Akan tetapi engkau adalah seorang muslim dan mengerti bahasa Arab,bukankah begitu?” Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertannyaan “Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji? Apakah engkau telah menunaikan umrah? Apa pakaian ihram tersebut mahal? Apakah mungkin aku membelinya di sini,ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami,dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan muslim?”
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya,anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenan dengan kawan-kawannya atau gurunya,sesuatu yanv berkenaan dengan makan atau minumnya,peci putih yang dikenakannya,ghutrah atau serban yang dia lingkarkan dikepalanya dengan model Yaman,atau berdirinya dikebun umum untuk mengumandangkan azan sebelum dia shalat,kemudian ia berkata penuh penyesalan.
“Terkadang aku kehilangan sebagian shalat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu shalat” ucap Abdullah.
“Apa yang membuatmu tertarik pada islam? Mengapa engkau mrmilih islam tidak agama yang lain?” tanya wartawan.
“Aku tidak tahu,segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentang islam,dan setiap kali aku menambah bacaanku maka semakin banyak kecintaanku pada islam”
“Apakah engkau telah puasa Ramadhan?” wartawan bertanya kembali.
“Ya,aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna,Alhamdulillah dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya.Dulunya sulit,terlebih pada hari-hari pertama,apalagi ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa,akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut” ucap Abdullah sambil tersenyum.
“Apa cita-citamu?”
“Aku memiliki banyak cita-cita,aku ingin Haji ke Mekkah dan mencium Hajar Aswad”
“Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar,Adakah penyebab hal tersebut?”
Ibu Abdullah untuk pertama kalinya ikut angkat bicara “Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya.Sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan,semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari.Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius,melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad Abdullah dia melihat ibunya membelanya,kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Allah telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit,bangsa,kaya atau miskin.
“Aku sudah menabung dengan mengumpulkan sisa dari uang sakuku agar aku bisa pergi ke Mekkah Al-Mukarramah.Aku mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar dan sekarang aku mempunyai 300 dollar”
Ibunya menimpali seraya berkata untuk berusha menghilangkan kesan keteledorannya
“Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Mekkah,akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini”
“Apakah ada cita-citamu yang lain?” tanya wartawan kembali.
“Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab,menghafal al-Quran dan belajar di negri islam”
“Apakah engkau yakin berkeinginan belajar di negri islam?”
“Tentu!” tukas Abdullah
“Apakah engkau memiliki kesulitan dalam hal makanan? Bagaimana engkau menghindari daging babi?”
“Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikan,aku sangat heran bagaimanakah mereka memakan dagingnya.Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi,oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku.Dan jika kami pergi ke restoran,maka aku bilang kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi”
“Apakah engkau shalat disekolah?”
“Ya,aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan.Aku shalat disana setiap hari” jawab Abdullah.
Kemudian datanglah waktu shalat magrib di tengah wawancara,bocah itu langsung berkata kepada wartawan “Apakah engkau mengizinkanku untuk mengumandangkan azan?”
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan azan.Dan tanpa terasa,air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan azan.